Friday, November 1, 2019

Upaya Membagun Ekonomi Digital Indonesia


Hay teman-teman kali ini aku mau cerita pengalamanku yang diberi kesempatan oleh Blogger Crony untuk mengitu acara kelas Connect di JCC Senayan Hall B kemaren tanggal 31 Oktober 2019 yang dipersembahkan oleh Traya dan Kitatama.

Dalam agenda acaranya aku dapat mengikuti 2 kelas yaitu yang jam 10.00 pagi dengan 3 narasumbernya Bapak Hery Sofiaji (VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri), Bapak Joddy Hernandy (EVP Digital & Next Businnes Telkom Group)  dan Bapak Agung Bezharie (CO-Founder / CEO Warung Pintar) dan yang di jam 14.00 dengan 2 narasumbernya Bapak Fariz Egia Gamal (Owner Mister Brewok)  dan Ridho Khusnul Fadhil (CEO Humblezing).


Dikelas pertama jam 10.00 ini temanya berjudul Synergistic Collaboration Among Corporates, Startups, SMEs & Goverment.
Untuk kesempatan pertama dipresentasikan oleh Bapak Hery Sofiaji (VP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri), beliau mengatakan bahwa dunia fintech sekarang sudah sangat menjamur, ada di bidang payment, dibidang lending P2P dan lain-lain.

Lending (peer to peer) itu bisa menjadi pesaing atau berpotensi kolaborasi atau juga dituntut untuk berkooperasi dan berkompetisi oleh karena itu Bank Mandiri mengambil jalan tengah yaitu bekerjasama dan juga sekaligus bersaing, dengan keputusan tersebut akhirnya dibagi menjadi 3 besar yaitu ;

  1. Disalurkan kredit dengan dititipkan uangnya di Fintech dan Fintech menyalurkan  ke masyarakat. 
  2. Untuk yang di e-commerce atau market place disalurkan secara referal dari komersial memberikan umpan ke Bank Mandiri. 
  3. Untuk akselerasi model memanfaatkan Fintech-Fintech yang non lending sebagai pengkaya sistem pengambilan keputusan kredit pintar.  
Potensi pembiayaan di UMKM khususnya di sektor digital masih besar sekali dan sampai 47 triliun  baik untuk mikro atau SMI.   Bank Mandiri memberikan pinjaman  uang dan sudah bekerjasama dengan salah satu Fintech Amarta yang bidangnya lebih banyak disektor ultra mikro yang limit pinjamannya dibawah 10 jutaan. 

Nah bagi yang memiliki usaha mikro kecil menengah bisa bisa di akomodasi untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank  Mandiri melalui channel-channel yang sudah ada. 


Selanjutnya presentasi dari Bapak Joddy Hernady (EVP Digital & Next Bussines Telkom Group) beliau memaparkan kalau saat ini BUMN punya inisiatif menggerakan perekonomian khususnya UMKM dan membangun rumah kreatif  BUMN dan sudah ada 46 BUMN yang ditugaskan untuk membina UMKM. 

UMKM adalah  salah satu pendorong perekonomian di Indonesia lebih dari 50% dikontribusikan oleh UMKM, 36% yang mikro dan 14% usaha kecil. UMKM ini mempunyai 3 program besar yaitu ;
  1. Siap Modern
  2. Siap Digital
  3. Siap Online
Telkomsel juga mempunyai program bernama Indigo yang awalnya cuma berupa kompetisi yang berhadiah tapi ternyata tidak berjalan efektif karena mereka tidak bisa mengembangkan idenya dan akhirnya membuat inkubator bisnis yang ternama Digital Value yang sudah ada di 4 kota yaitu Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Makassar, kegiatan ini mencari startup-startup yang kemudian diberikan bantuan, pendanaan, materi supaya mereka bisa berkembang supata nantinya kualitasnya sangat berpotensi dan perlu diberikan pelatihan-pelatihan supaya founder-foundernya lebih siap lagi. 


Terakhir Bapak Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar) mengatakan bahwa performa mikro bisnis di Indonesia hanya ada 14%.   Warung pintar  mempunyai 50 e-commerce brand dimana yang punya warung bisa langsung  belanja, dan nggak perlu pusing harga naik,  atau barang ngga ada, ada free delivery. 
Sekarang Warung Pintar sedang connect dengan beberapa pemain dibidang financial, warung pintar juga kerjasama dengan Unicorn,  BUMN dan Koorperasi. 

Selanjutnya aku mengikuti sesi kelas yang kedua di jam 14.00 disini ada 2 para narasumbernya ada Bapak Fariz  Egia Gamal (Owner Mister Brewok)  dan Bapak Ridho Khusnul Fadhil ( CEO Humblezing ) dengan tema judulnya Tips for SMEs on Increasing Profits Through Social Media.

Sesi pertama dikelas kedua ini Bapak Fariz  Egia Gamal (Owner Mister Brewok)  mengutarakan bahwa dalam membuat iklan tentang fashion dia lebih menargetkan kepada umur remaja 20an sampai 35 tahun. Beliau juga sering membagikan tips dan trik hingga kurasi produk lewat youtube channelnya. 
Bisnis yang sudah dijalani sejak tahun 2015 ini sekarang sudah menjadi marketplace yang menjual berbagai produk laki-laki. 


Sedangkan Bapak Ridho Khusnul Fadhil ( CEO Humblezing) menjelaskan dalam memasarkan produknya dia juga bersasaran pada kaum muda yang gaul yang suka bergaya walaupun naik gunung, dan juga fokus pada produk melalui fitur dan konten yang lebih otentik sehingga bisa melihat secara langsung produk yang disukai konsumen. 

Dalan mempromosikan barangnya beliau hanya melalui media online dan instagram karena biar tidak boros budget dan supaya produknya lebih dikenal di masyarakat luas. 

Rangkaian acara dan agenda Connect ini begitu memberi masukan buat aku dan aku sangat senang bisa mengikuti kelasnya bersama dengan para pakarnya dan aku jadi tau hal-hal atau step-step dalam membangun usaha, siapa tau suatu saat nanti semua referensi dari persentasi ini bisa aku gunakan dalam membangun dan mengembangkan bisnisku.



No comments:

Post a Comment